Opini – Raja Pradigjaya Mahasiswa UIN SUSKA RIAU asal Kab Karimun menyoroti di 100 hari kepemimpinan Bupati Iskandarsyah dan Wakil Bupati Rocky Marciano Bawole, karena mahasiswa Karimun masih menunggu perubahan signifikan yang dijanjikan oleh pemerintah daerah karimun. Meskipun telah meluncurkan 13 program unggulan prioritas sebagai bagian dari upaya transformasi menuju visi “Karimun Maju, Sejahtera, dan Berbudaya”, realitasnya masih jauh dari harapan.
Program-program prioritas yang dijanjikan belum berjalan optimal, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang arah kebijakan pemerintahan saat ini. Kami mahasiswa asal Karimun mulai mempertanyakan apakah pemerintah daerah benar-benar berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, atau hanya sekedar janji kampanye belaka.
Transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran serta proses pengambilan kebijakan masih perlu ditingkatkan. Pemerintah daerah perlu melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan dan memastikan bahwa kebutuhan dan aspirasi masyarakat terwakili.
Partisipasi aktif masyarakat sangat diperlukan untuk mewujudkan perubahan yang signifikan. Pemerintah daerah perlu bekerja lebih keras dan lebih efektif dalam merealisasikan janji kampanye.
Salah satu kegagalan yang berada didepan mata yakni persoalan sampah, yang sering kali digaungkan akan diselesaikan di 100 hari kerja kini mulai sirna. TPA Sememal saat ini menjadi contoh nyata dari kegagalan pemerintah daerah dalam mengelola sampah. Peralatan yang rusak dan terbengkalai tanpa ada perbaikan membuat masyarakat khawatir tentang dampak lingkungan yang lebih luas.
Dengan adanya harapan dan kepercayaan kepada pemerintah daerah kita terus optimis persoalan yang terus di abaikan segera diselesaikan atas kebijaksanaannya.
Masa depan Karimun tergantung pada kemampuan pemerintah daerah dalam merealisasikan janji kampanye dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Apakah Karimun akan menjadi contoh bagi daerah lain, atau justru terjebak dalam kemacetan pembangunan? Jawabannya hanya akan diketahui dengan waktu.
Dengan demikian, mahasiswa Karimun masih menunggu perubahan signifikan yang dijanjikan oleh pemerintah daerah. Apakah pemerintah daerah dapat memenuhi harapan masyarakat, ataukah Karimun akan terus terjebak dalam kemacetan pembangunan? Waktu akan menjawab.