Karimun – Berbagai persoalan yang terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tanjung Batu Kundur terus menuai sorotan.
Kali ini, dari dua dokter yang dijanjikan oleh Bupati Karimun Iskandarsyah untuk membantu Unit Gawat Darurat (UGD). Hanya satu orang yang sudah tiba.
“Seharusnya mereka datang hari Minggu kemarin, tapi sampai sekarang belum ada kabar. Kalau sampai sore ini belum datang, malam ini pukul sembilan UGD akan kami tutup,” ujar Direktur RSUD Tanjung Batu, Suharyanto, Senin (2/5/25).
Menanggapi persoalan dokter tersebut, Ketua DPRD Karimun Raja Rafiza akhirnya angkat bicara.
“Persoalan kekurangan dokter ini bukan hanya di RSUD Tanjung Batu saja, banyak keluhan dari masyarakat datang ke saya. Termasuk beberapa puskesmas seperti di Durai hanya ada 1 dokter dan di Niur Permai sama sekali tidak ada dokter,” kata Raja Rafiza, Senin (2/6/2025).
Rafiza mengatakan, dokter di Niur Permai hanya tercatat dalam administrasi saja sehingga jika ada pasien yang dirujuk ke RSUD Tanjung Batu maupun RSUD Muhammad Sani menggunakan nama dokter dari Durai.
“Kebijakan Kepala Daerah yang saat ini memperbantukan Dokter dari RSUD Muhammad Sani Ke RSUD Tanjung Batu itu tidak bisa terlalu lama sebenarnya, hanya 1 bulan saja, karena dokter itu harus mengisi SKP. Jika lebih dari 1 bulan, apakah pihak RSUD Muhammad Sani bertanggung jawab terkait kegiatan mereka di RSUD Tanjung Batu?, karna kalau tidak, mereka akan terkendala kenaikan pangkat,” katanya..
Mengenai solusi, Rafiza menekankan agar Bupati Karimun sesegera mungkin merekrut Dokter melalui Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
“Dengan catatan, sebelum penerimaan itu, Kepala Daerah harus mengeluarkan Peraturan Kepala Daerah (Perkada) dulu. Sehingga BLUD bisa langsung menerima dokter untuk puskesmas dan RSUD Tanjung Batu yang kekurangan dokter,” jelasnya.
Terakhir, Rafiza berharap Bupati Karimun secepat mungkin mengeluarkan Perkada karena dokter maupun tenaga kesehatan saat ini belum ada penerimaan melalui jalur CASN .